Israel-Palestina: ‘Warga Palestina tidak boleh dipaksa meninggalkan Gaza’, kata Menlu AS

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, mengatakan warga Palestina tidak boleh dipaksa meninggalkan Gaza dan harus diizinkan kembali ke rumah mereka setelah kondisi memungkinkan. "Warga sipil Palestina harus bisa kembali ke rumah mereka segera setelah kondisi memungkinkan," kata Blinken pada Minggu (07/01). "Mereka tidak bisa, mereka tidak boleh dipaksa meninggalkan Gaza," tegasnya.

Blinken mengutuk pernyataan sejumlah menteri Israel yang menyerukan permukiman kembali warga Palestina di tempat lain. Komentar Blinken mengemuka saat berada di Qatar dalam kunjungan kerja terbarunya ke wilayah Timur Tengah. Komentarnya muncul menyusul laporan bahwa puluhan orang tewas di sebuah kamp pengungsi di Gaza utara.

Rekaman dari Jabalia menunjukkan mayat mayat tergeletak di reruntuhan bangunan yang luluh lantak banyak dari mereka adalah perempuan dan anak anak. Militer Israel belum menanggapi laporan tersebut. Kakek Curi Ayam Bu Kades, Tak Ada Saksi Akhirnya Minta Dibebaskan dari Tahanan

Kunci Jawaban Tema 1 Kelas 2 Subtema 2 Pembelajaran 4 Halaman 75 76 77 78 79 80: Kalimat Ajakan Anies Cak Imin Akan Ubah BUMN Jadi Koperasi, Erick Tohir: 1,6 Juta Pegawai Kehilangan Pekerjaan Calon Pemenang Pilpres 2024 Mulai Terlihat Jelang Pencoblosan, 6 Hasil Survei Elektabilitas Terbaru

Lulusan Universitas Pertahanan Jadi Letnan Dua TNI, Februari 2024 Buka Pendaftaran, Kuota 300 Orang Hamas Bangkit Tengah Israel Kehilangan Kendali, Kembali Kuasai Wilayah Utara Gaza Pengakuan Kakak Ipar soal Ria Ricis Tak Pernah Disentuh, Teuku Ryan: Paham Agama Seperti Fitnah Halaman 4

Lebih dari 60 warga Palestina dilaporkan juga terbunuh dalam satu hari terakhir di Kota Khan Younis, bagian selatan Jalur Gaza. Kamp Jabalia telah diserang beberapa kali sejak Israel memulai perangnya melawan Hamas menyusul serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh kelompok bersenjata Hamas di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober. Sekitar 1.200 orang tewas sebagian besar warga sipil dan sekitar 240 lainnya disandera dalam serangan Hamas.

Lebih dari 22.000 orang sebagian besar perempuan dan anak anak telah terbunuh di Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dipimpin Hamas. Mereka telah melaporkan sedikitnya 113 kematian selama 24 jam pemboman Israel. "Warga sipil Palestina harus bisa kembali ke rumah mereka segera setelah kondisi memungkinkan," kata Blinken pada hari Minggu. "Mereka tidak bisa, mereka tidak boleh dipaksa meninggalkan Gaza," tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Israel, yang berhaluan sayap kanan, Bezalel Smotrich, berkata bahwa "solusi yang benar" dalam konflik Israel Palestina adalah "mendorong migrasi para penduduk Gaza secara sukarela ke negara negara yang setuju menampung pengungsi". Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben Gvir, sebagaimana dikutip The Times of Israel , menyatakan kondisi perang saat ini menyajikan "kesempatan untuk berkonsentrasi mendorong migrasi para penduduk Gaza" Pernyataan resmi dari pemerintah Israel adalah bahwa warga Gaza pada akhirnya akan dapat kembali ke rumah mereka, meskipun belum ada penjelasan bagaimana atau kapan hal ini dapat dilakukan.

Namun, wacana kedua menteri Israel itu ditolak oleh negara negara lain di Timur Tengah. Bahkan, beberapa sejumlah sekutu Israel karena dianggap terlalu "ekstrem" dan "tidak bisa dijalankan". Adapun Kementerian Luar Negeri Indonesia merilis pernyataan resmi melalui X (sebelumnya Twitter). "Indonesia mengutuk dan menolak keras pernyataan dua Menteri Kabinet Israel yang mengusulkan pengusiran warga Gaza dan dimulainya pembangunan pemukiman Yahudi di Gaza."

"Pernyataan tersebut sangat provokatif, berlawanan dengan hukum internasional dan tidak menghormati hak bangsa Palestina." "Masyarakat internasional harus mencegah pernyataan tersebut menjadi kenyataan." Sementara itu, situasi di Gaza terus memburuk. Pejabat kesehatan mengatakan bahkan fasilitas medis termasuk rumah sakit kini tidak aman.

Tiga kelompok bantuan medis internasional mengumumkan mereka menarik diri dari Rumah Sakit Al Aqsa di Gaza tengah setelah Israel mengeluarkan perintah evakuasi. Seorang perwakilan dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), mengatakan kepada program Newshour BBC World Service bahwa mereka "sangat prihatin dengan perkembangan ini". "Artinya adalah bahwa sebuah rumah sakit yang sudah terlalu penuh sesak dan kelebihan beban serta jauh melebihi kapasitasnya kini tidak memiliki dukungan yang sangat penting untuk mendukungnya karena rumah sakit tersebut menangani jumlah korban yang terus meningkat," kata Gemma Connell.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan lebih dari 600 pasien dan petugas kesehatan terpaksa meninggalkan rumah sakit, menurut direkturnya. "Lokasi mereka saat ini tidak diketahui," kata Tedros dalam sebuah postingan di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Kunjungan terbaru Blinken ke Timur Tengah dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut, dan kekhawatiran bahwa perang di Gaza dapat meluas.

Saleh al Arouri, seorang pejabat tinggi Hamas, dibunuh dalam dugaan serangan Israel di Beirut selatan pada hari Selasa bersama dengan enam orang lainnya dua komandan militer Hamas dan empat anggota lainnya. Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon, menggambarkan pembunuhan Arouri sebagai "agresi Israel yang mencolok" yang tidak akan dibiarkan begitu saja. Hizbullah kemudian menembakkan roket ke Israel pada hari Sabtu sebagai "tanggapan awal" terhadap pembunuhan Arouri.

"Ini adalah momen ketegangan yang mendalam di kawasan ini. Ini adalah konflik yang dapat dengan mudah menyebar, menyebabkan lebih banyak ketidakamanan dan penderitaan," kata Blinken. Perdana Menteri (PM) Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al Thani mengatakan bahwa pembunuhan Arouri telah mempengaruhi "proses yang rumit". Blinken juga mengatakan bahwa kematian jurnalis Hamza al Dahdouh, putra tertua kepala biro Al Jazeera di Gaza yang tewas dalam serangan Israel di Gaza selatan, adalah "tragedi yang tak terbayangkan".

Dia menambahkan bahwa "terlalu banyak pria, perempuan dan anak anak Palestina yang tidak bersalah" yang tewas dalam perang tersebut. Blinken tiba di Qatar setelah singgah di Yordania, Turki dan Yunani. Dia berangkat ke Abu Dhabi pada Minggu malam, dan pada Senin dijadwalkan melakukan perjalanan ke Arab Saudi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *