Tentara Israel Klaim Sita Uang Jutaan Dolar AS Milik Hamas

Militer Israel menyerbu markas Hamas di Ramallah dan kota kota lainnya di Tepi Barat, Kamis (28/12/2023) waktu setempat. Tentara Israel (Israel Defense Force/IDF) ini juga mengobrak abrik lokasi lokasi penukaran uang asing yang selama ini digunakan Hamas. IDF menyita jutaan dollar AS yang dicurigai untuk mendanai kelompok Hamas dari tempat itu.

Sedikitnya satu orang tewas dan 14 lainnya luka luka dalam penyerbuan itu menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Dilansir dari Reuters, militer Israel mengatakan polisi, tentara dan personil keamanan Shin Bet melakukan penggerebekan di seluruh Tepi Barat, melakukan 21 penangkapan di Ramallah serta Tulkarm dan Jenin, di Tepi Barat bagian utara dan Hebron di bagian selatan. "Selama operasi tersebut, dana teroris ditemukan dan puluhan juta shekel, brankas, dokumen, sistem perekaman, dan telepon disita," katanya.

Selain penyedia layanan keuangan, operasi ini juga menargetkan mata uang kripto, dengan unit kejahatan siber khusus yang ikut serta dalam penyelidikan, kata militer. Eks Asisten Pelatih Man United Komentari Transfer Elkan Baggott dari Ipswich Town ke Bristol Rovers Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 101 102 Kurikulum Merdeka Halaman 3

Tentara Israel Mulai Ditarik Mundur dari Gaza, Hamas Klaim IDF Alami Kekalahan Liput Terowongan Hamas Bareng Tentara Israel, Jurnalis AS: Ini Labirin Gelap Pengakuan Kakak Ipar soal Ria Ricis Tak Pernah Disentuh, Teuku Ryan: Paham Agama Seperti Fitnah Halaman 4

IDF mengaku menemukan 65 juta dokumen milik Hamas di Jalur Gaza. Selain itu, ada pula setengah juta dokumen operasional dan peta yang diduga dikumpulkan selama 14 tahun oleh Hamas. Banyak dari dokumen dan peta itu berisi sandi operasi dan lokasi. Dokumen tersebut ditemukan pada tubuh personel Hamas dan kendaraan mereka.

Dikutip dari Yedioth Ahronoth, Hamas selalu menjaga kerahasiaan dengan ketat sehingga IDF kesusahan melacak mereka. Direktorat Intelijen Militer Israel memperkirakan sebagian besar personel Hamas yang ikut serta dalam serangan pada tanggal 7 Oktober tidak sadar bahwa serangan itu adalah serangan yang sebenarnya. Para personel Hamas itu justru percaya bahwa mereka sedang mempersiapkan latihan perang dalam skala besar.

Oleh karena itu, mereka tidak meninggalkan informasi rahasia. Menurut Israel, jika anggota Hamas mengikuti protokol keamanan dan mengetahui bahwa itu adalah serangan nyata atau bukan sekadar latihan, Israel pasti bisa mendeteksi rencana serangan sebelum dilakukan. Dokumen tersebut juga mengungkap satuan tempur Hamas, rencana penembakan roket, dan lokasi markas intelijen IDF di selatan.

Selain itu, ada pula informasi tentang peralatan komunikasi yang terenkripsi dan komputer serta bahan ajar mengenai IDF. Sebagian dokumen tentang rencana tempur Hamas sepanjang 80 halaman memerlihatkan bagaimana Hamas menghadapi operasi militer. IDF juga mendapatkan laptop milih Hamas di kendaraan mereka di dekat Be’er Sheva.

Menurut dokumen yang ditemukan di markas Hamas, divisi Hamas di Kota Gaza memiliki sekitar 10.000 personel bersenjata yang terlatih. IDF memperkirakan jumlah seluruh personel bersenjata Hamas sekitar 30.000. Dikutip dari The Times of Israel, Direktorat Intelijen Israel mengaku sedang menyelidiki temuan yang telah dibawa ke Israel itu.

“Unit ini menganalisis dan menyimpulkan maksudnya,” kata IDF. Salah satu dokumen yang dianalisis adalah sebuah peta yang ditemukan di dalam rumah panglima Hamas di Heit Hanoun. Peta itu memperlihatkan lokasi terowongan Hamas. Peta lain yang juga berisi informasi tentang lokasi terowongan ditemukan di rumah ajudan panglima panglima Hamas bernama Wissam Farhat.

Adapun dokumen lain yang dibawa Israel berisi informasi tentang gudang bahan peledak di area Beit Hanoun. IDF mengklaim setelah dokumen itu dianalisis, tentara Israel menghancurkan gudang itu. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan per Kamis, (28/12/2023), warga Palestina yang tewas karena serangan Israel sudah mencapai 21.320 orang.

Adapun jumlah korban luka tercatat mencapai 55.603 orang. Dikutip dari The Guardian, sebanyak 85 persen warga Palestina di Gaza telantar setelah militer Israel meminta warga sipil untuk mengevakuasi diri ke Gaza bagian selatan. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memperkirakan 40 persen penduduk di Jalur Gaza terancam mengalami kelaparan.

PBB juga menyebut setidaknya sudah ada 300 warga Palestina yang tewas di di Tepi Barat sejak perang di Gaza meletus tanggal 7 Oktober lalu. Dilansir media Israel, Haaretz, biaya perang yang dikeluarkan Israel di Gaza mencapai 66 Miliar Shekel atau sekira Rp 283 triliun. Dengan rata rata biaya perang harian di Gaza sebesar 800 juta shekel (Rp 3,4 Triliun).

Pada minggu minggu pertama perang, biaya yang dikeluarkan mencapai 1,3 miliar shekel (Rp 5,6 Triliun) karena penggunaan senjata presisi secara ekstensif dan perekrutan cadangan, namun kemudian menurun setelah demobilisasi 170.000 tentara cadangan. Pengeluaran untuk pembelian senjata dari perusahaan militer Israel berjumlah 20 miliar shekel (Rp 85,9 Triliun) dan $5 miliar (Rp 21,5 Triliun) untuk pembelian senjata dari luar negeri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *